Rinduku padanya menggamit lagi
terkadang sampai mengundang air mata tanpa henti
bukan tidak mahu bertemu empat mata
hanya terhalang dek cita-cita yang mahu dikejar
patutkah diriku begini?
Namun tidak pernah ku lupa
menyelitkan namamu dalam munajatku seharian
ketahuilah..aku bangga menjadi anakmu
Masih kuat di ingatanku
bagaimana engkau melindungiku
di saat aku ketakutan
engkau menenteramkan diriku
ketika masalah menjadi bebanku
engkaulah ayah..engkaulah ibu..
perit jerihmu tak terungkap dek ucapan
terimalah bingkisan rinduku..abah..
Tika berjauhan masihku rasa hangat kasihmu ayah
Betapaku rindukan redup wajahmu hadir menemaniku
Terbayang ketenangan yang selalu kau pamerkan
Bagaikan tiada keresahan
Walau hatimu sering terluka
Tika diriku terlanjur kata
Tak pernah sekali kau tinggalkan diriku sendirian
Ketika ku dalam kedukaan
Kau mendakap penuh pengertian
Di saat diriku kehampaan
kau setia mengajarku erti kekuatan
Terpancar kebanggan dalam senyummu
Melihatku Berjaya
Bilaku kegagalan
Tak kau biarkan aku terus kecewa
Dengan kata azimat engkau nyalakan semangat
Restu dan doa kau iringkan
Walau hatimu sering terluka
Tika diriku terlanjur kata
Tak pernah sekali kau tinggalkan diriku sendirian
Ketika ku dalam kedukaan
Kau mendakap penuh pengertian
Di saat diriku kehampaan
kau setia mengajarku erti kekuatan
Terbayang ketenangan yang selalu kau pamerkan
Bagaikan tiada keresahan
Walau hatimu sering terluka
Tika diriku terlanjur kata
Tak pernah sekali kau tinggalkan diriku sendirian
Ketika ku dalam kedukaan
Kau mendakap penuh pengertian
Di saat diriku kehampaan
kau setia mengajarku erti kekuatan
Tak dapatku bayangkan hidupmu ayah tanpa engkau di sisi
Sebuah kasih sayang yang kau curahkan tersemat di hati
~ aeman ~
No comments:
Post a Comment